Manusia Selalu Tidak Pernah Puas
Diceritakan seorang pemuda bernama iswan yang baru lulus sekolah mencoba mengadu nasib untuk melamar pekerjaan.
Pada saat itu iswan masih bebas dari setiap hutang dan cicilan kredit, berbekal sepeda motor lama warisan orang tua dan ijazahnya, iswan mulai melamar dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Akhirnya dia di terima bekerja di sebuah perusahaan, setelah bekerja beberapa bulan iswan mulai berpikir untuk mengganti motor warisan orang tuanya dengan motor yang lebih bagus supaya terlihat lebih keren di mata teman temananya karena dia berpikir “aku sudah bekerja”, akhirnya iswan menjual motor warisan orangtuanya untuk di jadikan uang muka kredit sepeda motor baru dengan cicilan 5 Tahun
Setelah 6 tahun bekerja iswan dipromosikan untuk naik jabatan dan tentu dengan penambahan gaji sesuai jabatannya, demi sebuah gengsi diapun kembali berpikir untuk menjual motornya, dengan tujuan uangnya akan digunakan untuk uang muka kredit mobil baru dengan cicilan 6 Tahun, dan kembali agar terlihat keren dimata orang lain karena dia berpikir”aku naik jabatan harus tampil sesuai dengan keadaan.
Iswan bekerja semakin keras dan lebih rajin demi terpenuhinya membayar cicilan mobil baru.
6 tahun berlalu iswan pun menikah dan di karuniai seorang anak, karena selama bekerja uang iswan habis hanya untuk mencicil mobil dan kebutuhan sehari hari, kemudian iswanpun mencoba meminjam uang dari kantor untuk uang muka membeli rumah dengan kredit selama 30 tahun, dengan tujuan agar terlihat mapan secara finansial dimata orang lain.
baca juga : ketika cinta menghancurkan segalanya
demi menutupi semua hutang kredit dan mengisi rumah yang masih kosong dia bekerja semakin keras , jika ada lemburan dia ambil hingga larut malam, hampir setiap harinya.
Singkat cerita 22 tahun sudah dia bekerja, kebutuhannya semakin tinggi, di tambah anaknya yang sudah beranjak dewasa dan mulai masuk kuliah, tentu saja seperti anak pada umumnya anaknya pun butuh kendaraan untuk berangkat kuliah.
Dengan berat hati akhirnya iswan kembali berhutang kepada kantor dimana dia bekerja,untuk membelikan mobil anaknya dengan jalan kembali secara sistem cicilan ( kredit).
30 tahunpun berlalu, namun semua cicilannya belum terlunaskan, dan dia masih tetap bekerja keras menutupi utang dan cicilan yang dia lakukan di masa lalu, tanpa dia sadar usianya sudah hampir 65 tahun.
Meski sejujurnya dia sudah ingin pensiun dari pekerjaannya, untuk menikmati masa tuanya, namun dia tidak pernah bisa melakukannya, karena dia terikat akan cicilan yang belum terlunaskan,
Seiring waktu usia manusia ada batasnya, iswan pun meninggal dengan meninggalkan anak dan cicilan yang belum terlunaskan, yang akhirnya di wariskan kepada anaknya untuk menanggung beban hutang tersebut.
Semoga cerita ini bisa menjadi renungan kita, berapa banyak waktu yang iswan habiskan hanya untuk membayar cicilan yang tak pernah ada ujungnya, selesai yang lama menggali kembali yang baru.
Mungkin itulah kodrat manusia,lahir kedunia tanpa menyadari untuk tujuan apa sebenarnya Tuhan ciptakan kita hidup di dunia ini.
Ketika hal tersebut terjadi kepada iswan apakah itu tujuan Tuhan menciptakan manusia, hanya hidup untuk membayar cicilan yang tak pernah ada ujungnya,, ?
Tentu BUKAN…..!!
Kita hidup di dunia untuk bahagia dan bebas dengan tidak melanggar norma agama yang telah di tetapkan, bukan terikat pada pekerjaan dan hidup hanya untuk membayar hutang dan cicilan.
Berbahagialah bagi manusia yang terbebas dari lilitan hutang dalam bentuk apapun.karena itu berarti dia bisa mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan untuknya.
No comments:
Post a Comment