Asa Yang Tak Pernah Nyata
Dengan tubuh ringkih tertatih
Lelaki tua itu tetap berjalan
Diantara teriknya matahari
Menjajakan dagangan yang sudah usang.
Dengan sedikit merintih karena luka dibahu, memikul beratnya beban kehidupan
Tertindih kerasnya kepedihan.
Untuk mencari seonggok Asa.
Seonggok asa tentang kebahagiaan
yang dinanti oleh keluarganya
Agar bisa bertahan hidup dari kerasnya keadaan.
Baca Juga : Andai Mesin Waktu Itu Ada
Namun asa hanyalah tinggal harapan
Yang tak akan pernah menjadi nyata
Karena takdir telah memilih jalannya sendiri
Lelaki tua itu terkulai lemas diantara panasnya aspal jalanan.
Dengan peluh yang bercucuran
Terkapar menjadi tontonan orang lalu lalang
Yang sebagian mengabadikan dengan jepretan kamera
Tak pedulikan rintih memohon dari si lelaki tua.
Hingga akhirnya merenggang nyawa.
Tinggalkan asa yang dinanti keluarga.
No comments:
Post a Comment