Total Pageviews

Arsip Blog

Powered by Blogger.

Featured Post

Aku Pemilik Rumah Demokrasi Negeriku

Aku bernama rakyat aku pemilik rumah demokrasi negeriku oleh karenya aku diharuskan'memilih pemimpin sekaligus wakilku tanpa malu mereka...

fanspage

Followers

Populer Bulan ini

  • TERJEBAK DALAM RASA YANG SALAH
    kau datang dengan kelembutanmu kau datang dengan kedewasaanmu hingga kau mampu menyatukan serpihan rasaku salahkah jika aku biarkan kau m...
  • Salamatul Insan Fi Hifdzil Lisan
    menjadi orang besar dan terpandang bukan di tentukan oleh jabatan dan seberapa banyak harta yang di miliki tapi lebih kepada bagaimana ora...
  • salahkah aku cemburu..??
    Bukan aku tak percaya padamu tapi aku tak percaya pada diriku terkadang aku masih slalu bertanya pada hatiku pantaskah aku untukmu..?? ...
  • aku hanya butiran debu
    diantara semunya bentangan langit dan bersandar pada warna pelangi kau beri aku secercah harapan akan asa tentang indahnya cinta kau ad...
  • Topeng Sang Pendosa (Puisi Realita Hidup)
    Dokpri Dibalik topeng ini ku samarkan semua dosaku Hingga menjerat sukma memasung raga Seiring bergulir waktu berdetak pula sesalku Tentang ...
  • aku sadari
    meski ku tahu kau telah berdua tapi aku masih menginginkan dirimu walau aku sadari ini semua salah namun apa dayaku telah mencintaimu a...
  • Dosa Tanpa Tepi
    Terkadang kita lupa bahwa kematian itu ada, sehingga kita lalai akan apa yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia kepada Tuhannya...
  • selamat pagiku untukmu
    di sudut jendela kamar ku tengadahkan kepalaku kutatap mentari yg tersenyum seakan menyambut datangnya pagi bersama senyum bidadari teri...
  • Di balik Jeruji Rindu
    Aku meniti panjangnya waktu Meski aku sadar beratnya langkahku tanpamu Diantara jalan setapak yang ku lalui Namun akhirnya aku tersesat d...
  • kenangan kita
    kasih.... kehadiranmu dalam hidupku sesungguhnya lengkapi kekuranganku dan keksosongan dalam hatiku tapi kini kau pergi.. pergi tinggal...
Home » » AYAH II

AYAH II

No comments
ayah....
kau tak pernah perduli meski mentari membakar tubuhmu
kau tak perduli meski lumpur dan peluh menempel di wajahmu
letihmu hanya demi kami anakmu..

masih terlihat gores lelah dalam setiap langkahmu
namun kau tak pernah perduli,kau tetap melangkah
demi masa depan kami anak anakmu
meski nafasmu seakan tersengal kau tak hiraukan
demi kami anak anakmu yang selalu menjadi buah hatimu

ayah...
tubuhmu yang dulu begitu kekar kini smakin kurus
karena kau selalu berpacu untuk hidup kami anakmu
warna kulitmu kini nampak hitam,tapi kau tak pernah perduli
itu semua kau lakukan untuk kami anakmu

ayah.....
maafkan kami jika kami belum mampu
tuk bahagiakan dirimu,seperti kau bahagiakan kami
maafkan kami yang belum mampu tuk buat kau tersenyum
seperti yang kau lakukan pada kami meski lelah menderamu
terimakasih atas pengorbanan dan perjuanganmu untuk hidup kamimu........
Share:

No comments:

Post a Comment